Rancang Islamic Center Terintegrasi dengan Pusat Kebudayaan Melayu, Gubri Kunjungi BKPBM Yogyakarta

Minggu, 04 Mei 2025 | 10:49:30 WIB

DARIRIAU.ID - Gubernur Riau Abdul Wahid mulai merancang dan mematangkan konsep pembangunam islamic center yang terintegrasi dengan peradaban kebudayaan Melayu. Hal itu terlihat dari kunjungan dan diskusi bersama tokoh Riau Mahyudin Al Mudra yang consern melakukan kajian dan pengembangan budaya Melayu di Yogyakarta, Sabtu (3/5/2025).

Mahyudin Al Mudra mengatakan Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu (BKPM) ini ia dirikan sudah lebih dari 20 tahun. Lembaga ini telah banyak menerbitkan buku tentang kebudayaan Melayu dan mengkoleksi manuskrip dan artefak peradaban Melayu, baik yang ada di Indonesia maupun dari negara-negara serumpun.

"Lembaga ini sudah berdiri 20 tahun lebih, selama itulah saya mendedikasikan diri saya consern mengembangkan budaya Melayu, sudah banyak buku yang diterbitkan, koleksi-koleksi dari perjalanan saya selama ini. Kita juga sudah banyak bekerja sama dengan kampus baik dalam maupun luar negeri," jelas Mahyudin.

Dijelaskan Mahyudin lagi, "Kebudayaan Melayu harus ditransformasikan ke dalam nilai-nilai yang hidup, tidak hanya nilai falsafahnya. Tetapi juga harus bernilai secara ekonomis, seperti mengembangkan industri pariwisata, seperti destinasi, ukiran, kuliner dan sebagainya," jelas Mahyudin lagi.

Gubernur Riau Abdul Wahid merasa terkesan dengan dedikasi dan koleksi yang dimiliki oleh tokoh Riau yang ada di Yogyakarta ini. Ia juga mengatakan mendapat inspirasi untuk membangun museum peradan Melayu yang nanti akan diintegrasikan dengan islamic center.

"Saya sungguh kagum dan terkesan dengan dedikasi bang Mahyudin yang sangat consern dengan upaya merawat dan melestarikan kebudayaan Melayu, saya merasa terinspirasi setelah berkunjung ke sini," ungkap gubernur muda ini.

Dalam pertemuan dan diskusi singkat itu, Abdul Wahid menyampaikan rencana ingin membangun islamic center yang terintegrasi dengan pusat peradaban Melayu.

"Saya berencana membangun Islamic Center yang terintegrasi dengan pusat kebudayaan Melayu, seperti museum. Maka dari itu butuh konsep dan input dari berbagai pihak," jelas Wahid lagi.

"Museum yang hidup, futuristik, terlengkap dan bisa dinikmati tidak hanya nilai ajarannya, tetapi juga dari keunikan dan kekhasannya, menjadi pusat rujukan terhadap kebudayaan Melayu dunia," ungkap Wahid lagi.

Abdul Wahid juga membeberkan rencananya dalam mengembangkan industri pariwisata, baik destinasinya, kuliner dan kekhasan lain yang bisa dinikmati banyak orang.

"Saya setuju untuk mentransformasi kebudayaan dalam konteks kekinian, sehingga bisa dipelajari generasi kita, menjadi kebanggaan, termasuk juga mendorong masuk ke industri, sehingga ada nilai ekonomis," jelas mantan anggota DPR RI itu.

Hadir juga dalam kunjungan tersebut Mantan Gubernur Riau Rusli Zainal, ia sangat mendukung upaya mengembangkan kebudayaan Melayu dalam konteks kekinian.

"Di era saya sudah ada Perda tentang Visi Riau 2020, salah satunya menjadikan Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu di Asia Tenggara. Apa yang sudah dimulai harus kita dorong untuk dilanjutkan dan dikembangkan, termasuk harus dibuat menara bahasa, mengingat bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu," harap mantan gubernur yang akrab disapa RZ ini.

Terakhir Gubernur Abdul Wahid juga akan menyampaikan rencana, saat ulang tahun Provinsi Riau akan ada konferensi Rumpun Melayu.

"Ke depan, setiap ulang tahun Provinsi Riau, saya berencana mengundang seluruh kesultanan dan rumpun Melayu, kita hidupkan dan semarakkan Pan-Melayu sebagai sebuah rumpun bangsa yang penuh peradaban dan kebudayaan yang khas. Sebab itu tagline kita adalah 'Riau Rumah Rumpun Melayu, Merawat Tuah Menjaga Marwah'" tutup Wahid.

Terkini