PHR Peduli Stunting; Tingkatkan Gizi Anak Melalui Pemberdayaan Ekonomi

PHR Peduli Stunting; Tingkatkan Gizi Anak Melalui Pemberdayaan Ekonomi

DARIRIAU.ID - Peningkatan gizi anak dalam menangani stunting tidak saja memberikan makanan tambahan, tetapi juga memberdayakan ekonomi melalui produksi makanan bergizi.

Bagi PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), program ini tidak hanya menjawab persoalan kesehatan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan usaha mikro berbasis pangan lokal.

PHR bersama dengan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) melaksanakan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui produksi makanan bergizi oleh Kelompok Ruko Permata Air Jamban, Kabupaten Bengkalis sebagai lanjutan dari Program PHR Peduli Stunting. Sebelumnya program ini berfokus pada pelatihan dan penyediaan sarana PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk pencegahan stunting, tetapi sekarang telah mengarah  kepada penguatan ekonomi masyarakat.

“Selain berfungsi sebagai upaya peningkatan gizi anak, program ini juga diarahkan untuk menciptakan peluang usaha baru bagi masyarakat. Melalui peningkatan kapasitas dalam pengolahan produk makanan sehat dan pemanfaatan sarana produksi yang telah disediakan, masyarakat diharapkan mampu mandiri secara ekonomi dengan menjadikan produk tersebut sebagai sumber pendapatan. Dengan demikian, program ini tidak hanya menjawab persoalan kesehatan, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang berkelanjutan melalui penguatan usaha mikro berbasis pangan lokal,” jelas Siska Indrayani, M.Keb selaku penanggung jawab kegiatan PHR Peduli Stunting dari LPPM UMRI.

Dikatakannya, program ini diinisiasi oleh PHR melalui peran Community Involvement & Development (CID) dan dilaksanakan bersama LPPM UMRI sebagai mitra pelaksana. Ia juga menjelaskan kelompok Permata Air Jamban terdiri dari para ibu rumah tangga yang sebelumnya mendapatkan pelatihan PMT. Kini mereka didorong menjadi kelompok usaha produktif berbasis pangan sehat.

Aktivitas produksi dan pemasaran produk makanan sehat ini dilakukan secara berkala. Program ini merupakan kelanjutan dari intervensi yang telah dilakukan sejak tahun 2024, di mana PHR memberikan dukungan berupa penyediaan peralatan untuk pengolahan PMT serta pelatihan keterampilan pengolahan makanan bergizi kepada kelompok masyarakat setempat.

“Berdasarkan rekapitulasi pelaksanaan produksi pada periode Mei hingga Oktober 2025, kegiatan ini mampu menghasilkan rata-rata pendapatan sebesar Rp 2.000.000,- pada setiap kali produksi. Nilai tersebut diperoleh dari penjualan berbagai jenis produk seperti bakso, bakso kribo, dan nugget ayam yang diproduksi oleh kelompok usaha masyarakat. Dengan demikian, program ini tidak hanya berfokus pada pencegahan stunting melalui penyediaan makanan bergizi, tetapi juga memberikan dampak ekonomi yang nyata dan berkelanjutan melalui peningkatan pendapatan dan kemandirian ekonomi masyarakat Kelurahan Air Jamban,” papar Siska.

Ia juga menjelaskan, inovasi pemberdayaan ekonomi ini dilaksanakan untuk memastikan keberlanjutan program pencegahan stunting. Setelah memiliki keterampilan PMT, ibu-ibu kini dapat menghasilkan pendapatan tambahan, aktivitas gizi berkembang menjadi unit usaha keluarga dan dampak sosial menjadi lebih luas. “Dengan demikian, program tidak berhenti pada bantuan sosial, tetapi berkembang menjadi penguatan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan,” ucap Siska.

Sementara itu, Ketua Kolmpok Kelompok Peduli Stunting Air Jamban, Yulianti mengatakan bahwa kelompok yang menjalankan usaha produksi pangan sehat yakni melalui pembuatan bahan jadi PMT seperti daging ayam yang bisa diolah menjadi bakso dan nugget. Kemudian, dikemas menggunakan wadah higienis yang aman untuk makanan, sehingga kualitas dan kebersihan produk tetap terjaga selama distribusi kepada masyarakat. Setelah itu penjualan dilakukan di lingkungan sekitar.

“Kegiatan pemberdayaan ekonomi melalui produksi makanan sehat yang dilakukan menunjukkan adanya peluang keuntungan yang cukup menjanjikan. Berdasarkan hasil penjualan dalam setiap kali produksi, diperoleh rata-rata pendapatan yng berada pada kisaran Rp 2.000.000, serta biaya produksi yang berkisar antara Rp 1,3 – 1,7 juta setiap kegiatan, maka potensi keuntungan bersih yang dapat diperoleh adalah sekitar 20% – 35% per siklus produksi,” ucap Yulianti.

Ia juga menyebutkan perhitungan ini menunjukkan aktivitas produksi bukan hanya mendukung ketersediaan makanan bergizi bagi masyarakat dalam upaya pencegahan stunting, tetapi juga efektif sebagai sarana peningkatan pendapatan dan kemandirian ekonomi masyarakat secara berkelanjutan. Nilai ekonomis ini diharapkan terus meningkat seiring bertambahnya volume produksi, perluasan pasar dan kemampuan branding serta penjualan online.

“Dengan kata lain, usaha ini berpeluang untuk berkembang menjadi UMKM yang mampu menopang ekonomi keluarga secara berkelanjutan. Program ini memberikan dua dampak besar sekaligus yakni Dampak Sosial dan dampak ekonomi,” paparnya.

Dengan transformasi ini, Program PHR Peduli Stunting bukan hanya berfokus pada kesehatan generasi masa depan, melainkan juga mengangkat ekonomi keluarga, menjaga keberlanjutan program, dan memperkuat masyarakat agar mandiri secara ekonomi dan sosial.***

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index