DARIRIAU.ID - Lima Pekerja Migran Indonesia (PMI) menjadi korban penembakan oleh Petugas Agensi Penguatkuasa Maritim Malaysia (APMM) di Perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025) sekitar pukul 03.00 WIB. Dalam insiden ini, satu orang meninggal dunia dan empat lainnya mengalami luka tembak yang kini menjalani perawatan medis.
Dari Informasi yang didapatkan, salah seorang pekerja migran yang tewas ditembak APMM, diketahui bernama Basri (54). Dari identitas yang didapatkan, Basri merupakan warga Dusun Janji Raja, Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Meski memiliki KTP Rokan Hulu, Basri ternyata tidak menetap di Rokan Hulu. Selama ini Basri bekerja dan menetap di Pulau Rupat sementara istrinya menetap di Rokan Hulu. Ia memiliki KTP Rokan Hulu karena menikah dengan warga Rokan Hulu dan mengurus adminsitrasi kependudukan di wilayah tersebut.
Menurut istri almarhum, Nurhaida, terakhir kali ia bertemu dengan almarhum 2 minggu lalu sebelum tahun baru. Nurhaida menuturkan, tidak ikut menetap bersama Basri di Pulau Rupat, Kabupaten Bengkalis dikarenakan dirinya dalam kondisi sakit dan sedang menjalani pengobatan di Rokan Hulu.
"Biasanya abang pulang ke Rokan Hulu itu 3 bulan sekali atau jika ada situasi mendesak, karena saya juga lagi sakit" kata Nurhaida.
Nurhaida mengaku, tidak mengatahui pekerjaan sang suami sebagai Anak Buah Kapal. Suaminya juga tidak pernah bercerita bahwa ingin berangkat ke Malaysia sebagai pekerja migran. Yang ia tahu, suaminya hanyalah seorang penjual kacang rebus dan pekerja serabutan di Dumai.
"Saya tidak tahu pekerjaan abang adalah sebagai seorang ABK. Setahu saya abang itu hanya menjual kacang rebus, kadang jadi tukang bangunan pokoknya apapun yang disuruh oranglah, " jelasnya.
Nurhaida mengaku, terakhir kali dirinya komunikasi dengan sang suami pada malam Kamis pekan lalu waktu itu, almarhum mengatakan sedang berada di Dumai dan sejak itu tidak ada lagi komunikasi dengan almarhum.
Meski tabah menerima musibah ini, Nurhaidah berharap Pemerintah Indonesia dapat membantu segera memulangkan jenazah Almarhun untuk dikebumikan. "Ikhlas tak ikhlaslah bang, memang itulah takdirnya, kami hanya minta jenazah segera dipulangkan. Kami tak mau lama-lama biar tenang dia, jadi lepas hutang awak sama dio, dio pun kayak gito jugo," ucapnya lirih.
Nurhaida menyatakan, rencana dirinya akan pulang ke Rupat pada hari Kamis, karena dari informasi yang ia didapatkan, jenzah almarhum akan dipulangkan pada hari Jumat ke tanah air.